SELAMAT DATANG
Diprofile Resmi
DUTA LUWAK COFFEE INDONESIA
Lampung Barat – Sumatera – Indonesia
************************************************
Informasi Singkat Mengenai Bidang Usaha Produksi Kopi Luwak
Sebagai Referensi Awal Penawaran Produk Kopi Luwak Kepada Anda
Oleh : Mr. Mega Setiawan
DUTA LUWAK COFFEE INDONESIA
Sebagai Ketua
“HIMPUNAN PENGUSAHA KOPI LUWAK LAMPUNG BARAT”
************************************************
Asal mula Kopi Luwak berkaitan erat dengan sejarah pembudidayaan tanaman kopi di Indonesia.
Pada awal abad ke-18, Penjajah Belanda membuka perkebunan tanaman komersial di hindia belanda terutama di pulau jawa dan sumatera, bibit kopi yang dibawa dan ditanam tersebut adalah jenis arabica dan robusta yang didatangkan dari Yaman.
Pada era "tanam paksa" 1830 - 1870, Penjajah Belanda melarang pekerja perkebunan pribumi memetik buah kopi “dalam perkebunan tersebut” untuk konsumsi pribadi para pekerja pribumi, pada akhirnya para pekerja perkebunan menemukan biji kopi yang berserakan didalam kebun kopi, setelah diamati ada sejenis hewan yang disebut musang yang gemar memakan buah biji kopi yang sudah masak “buah merah kopi siap panen”.
Musang atau yang sering disebut suku jawa pada umumnya adalah luwak, senang sekali memakan buah-buahan, dengan rasa buah manis dan masak yang sangat digemari musang, termasuk buah kopi merah / masak sebagai makanannya.
Hewan musang sangat selektif dalam memilih buah kopi, musang hanya memakan beberapa biji kopi saja, ditelan, dan kemudian sisanya masih berserakan dibawah pohon kopi tersebut “diketahui dalam buah kopi terdapat kelenjar manis yang digemari musang” buah kopi yang benar-benar masak dan berwarna merah itu dipilih satu-persatu oleh musang, “khusus biji kopi yang terbaik saja yang ditelannya” sementara dalam buah kopi terdapat kulit cangkang keras yang melindungi biji kopi tersebut, sehingga biji kopi masih utuh tidak tercerna, ikut keluar bersama kotoran musang ini.
Biji kopi yang bercampur kotoran musang inilah yang kemudian diambil pekerja “karena warga belanda pemilik perkebunan tersebut tidak tahu bahwa biji kopi tersebut masih diselimuti kulit cangkang keras yang melindungi biji kopi nya” mengingat kopi tersebut bercampur dan keluar bersama kotoran hewan warga belanda pemilik perkebunan tersebut jijik dengan kopi unik ini, kesempatan ini yang digunakan pekerja perkebunan untuk mengambil, mengumpulkan, memproses dan dikonsumsi pekerja dengan sembunyi-sembunyi.
Kabar mengenai hal tersebut serta beberapa pengakuan akan kenikmatan kopi unik ini akhirnya terdengar oleh warga belanda pemilik perkebunan, kemudian warga belanda pemilik perkebunan tersebut mencoba untuk mencicipi sebagai pembuktian pengakuan kabar yang beredar, ternyata benar yang pada akhirnya kopi ini menjadi kegemaran orang kaya belanda.
Biji kopi seperti ini, diyakini berasal dari biji kopi terbaik yang telah difermentasikan secara alami dalam lambung hewan musang, rasa kopinya memang benar-benar berbeda dan spesial di kalangan para penggemar dan penikmat kopi pada zaman itu.
Dari kelangkaannya serta proses pembuatannya yang tidak lazim, kopi ini pun menjadi kopi yang sangat mahal sejak zaman kolonial.
Karena keunikan maupun proses yang tak lazim itu, ditambah keikut-sertaan andil menciptakan keunikan proses adalah hewan musang atau yang sering disebut suku jawa pada umumnya adalah luwak, diiringi kelangkaannya kopi itu sendiri “dikarenakan hewan musang / luwak sangat selektif memilih buah biji kopi yang terbaik dan betul-betul masak sebagai makanannya” akhirnya kopi unik ini di sebut KOPI LUWAK.
Setelah sekian lama sejarah itu terlupakan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Dimulai tahun 2008 tepatnya di daerah kabupaten lampung barat propinsi lampung akhirnya kita mencoba memulai membudidayakan dan mengembangkan kopi luwak tersebut.
Kabupaten lampung barat merupakan daerah sangat subur dengan letak geografis yang dikelilingi alam pegunungan, mayoritas masyarakatnya bertani “khususnya bertani kopi” sangat memungkinkan sekali untuk mengembangkan usaha budidaya kopi luwak tersebut.
Jenis kopi yang ditanam petani kopi di kabupaten lampung barat juga sangat lengkap yaitu jenis kopi ROBUSTA, ARABICA dan LIBERICA
Namun yang sangat dominan adalah jenis kopi ROBUSTA walaupun jenis kopi lain seperti ARABICA dan LIBERICA itu ada.
Hewan dan jenisnya sangat beragam terutama untuk hewan musang / luwak pemakan buah kopi, tetapi kita hanya memberdayakan jenis Musang Bulan (Vivericulla Malaccensis) dan jenis Binturung (Archictis Binturong).
Musang Bulan (Vivericulla Malaccensis) dan Binturung ( Archictis Binturong) adalah jenis hewan pemakan buah-buahan dan biji-bijian terutama buah kopi.
Awalnya khususnya di kabupaten lampung barat dan indonesia pada umumnya, dari sekilas sejarah yang terlupakan tersebut diatas, masih menganggap musang / luwak ini merupakan masalah bagi petani kopi “karena sifat hewan tersebut pemakan buah-buahan dan biji-bijian termasuk buah kopi” musang / luwak cendrung merusak lahan perkebunan kopi para petani dengan cara mematahkan batang tangkai kopi yang berbuah merah / masak “siap panen” karena itulah tak jarang petani memanen kopinya sebelum merah / masak, sebelum dirusak musang / luwak.
Bukan hanya petani kopi yang merasa hewan jenis musang / luwak ini adalah masalah, para peternak unggas maupun pemilik ternak unggas rumahan pun merasa musang / luwak menjadi hama yang besar bagi mereka, musang / luwak selalu mencuri maupun memangsa unggas-unggas ternak mereka sehingga tidak sedikit dari petani dan peternak unggas yang memburu mati musang / luwak.
Tersiar kabar dari sekian lama sejarah terlupakan, dimulai banyaknya berita dunia yang mengekspost dan menjadi perbincangan global tentang kelangkaan kopi unik ini, kopi yang dihasilkan musang / luwak yang konon bernama KOPI LUWAK.
Mengingat sejarah kopi unik ini tidak hanya ada di indonesia melainkan dari beberapa negara duniapun memiliki sejarah akan kenikmatan dan keunikan kopi yang dianggap langka dan sudah punah saat ini, dikaitkan sejarah indonesia maupun sejarah dari beberapa negara dunia, minuman ini terkenl lagi di seluruh dunia yang ditemukan lagi di indonesia.
Kopi luwak memiliki cita rasa eksotik dan khas aromatik seduhan kopi, yang pada akhirnya menjadi minuman berkelas di berbagai negara dunia dan spesial keunikan proses inilah yang tidak diketahui sebelumnya oleh masyarakat “khususnya daerah kabupaten lampung barat” sehingga musang / luwak sering diburu mati karena dianggap sebagai hama.
Akhirnya berawal keprihatinan yang terjadi serta mempelajari wacana-wacana diatas, bermodalkan pengalaman tentang mengenal karakter hewan jenis musang / luwak yang kebetulan memang habitatnya lengkap di daerah kabupaten lampung barat serta daerah kabupaten lampung barat merupakan salah satu central kopi terbesar di indonesia yang grade kualitas kopi nya masuk standart dunia yaitu jenis Robusta dan Arabica.
Timbullah ide untuk memelihara sendiri hewan musang / luwak jenis musang bulan (Vivericulla Malaccensis) dan binturung (Archictis Binturong) untuk memproduksi kopi luwak dengan tujuan mendapatkan keyakinan keaslian Kopi Luwak karena dalam pengawasan langsung yang sangat teliti, sekaligus bertujuan untuk menangkarkan dan mengembangbiakkan hewan jenis hewan tersebut agar tidak punah.
Tepatnya Tanggal 12 Januari 2008 dengan inisiatif dan dukungan keluarga serta masukan dari beberapa rekan-rekan, Maka dibentuklah Peternakan dan Pengolahan Produk Kopi Luwak dengan nama DUTA LUWAK COFFEE INDONESIA
PROSES PENGOLAHAN
Proses pengolahan kopi luwak yang diproduksi DUTA LUWAK COFFEE INDONESIA ditangani secara khusus sesuai pengalaman yang ada dengan mengedepankan keinginan pasar (Pembeli) dan sesuai standar kualitas produksi DUTA LUWAK COFFEE INDONESIA
Proses yang digunakan DUTA LUWAK COFFEE INDONESIA melalui beberapa tahapan yakni :
· Panen Kopi “Petik Langsung Dari Pohon Kopi Yang Merah / Masak”
· Pemilihan Buah Kopi Merah Segar.
· Pencucian Buah Kopi Merah Segar “Hanya Diambil Yang Tenggelam Di Air”
· Pemberian Makan Buah Kopi Merah Segar Ke Musang / Luwak.
· Pemanenan Biji Kopi Yang Keluar Bersama Kotoran Musang / Luwak.
· Penjemuran Dalam Bentuk Bongkahan Kopi Luwak “Proses Ini Untuk Mempertahankan Feses/Raw/Brenjelan”
· Pemisahan Kulit Cangkang Biji Kopi Luwak.
· Sortir Biji Kopi Luwak Siap Goreng.
· Pencucian Biji Kopi Luwak Siap Goreng Sampai Bersih.
· Penyangraian.
· Pembubukan.
Dari seluruh tahapan proses yang dilakukan tersebut, Menggunakan sistem tradisional khas adat lampung barat dan dilakukan secara manual.
Selanjutnya dikemas menggunakan kemasan Aluminium Foil (One Way Valve) yang sterill untuk menjaga agar biji goreng “roasted bens” dan bubuk kopi luwak “powder” tetap fresh dan bertahan lama